Pada tahun 2019, saya mengalami serangkaian
peristiwa yang membuat saya merasa bingung dan terganggu. Awalnya, hampir
setiap malam saya mendengar suara orang yang tampaknya melompat dari atas
tembok ke tempat di belakang samping rumah saya, yang biasanya saya gunakan
untuk menjemur pakaian. Rumah kami berbentuk kotak dengan dua kamar tidur yang
saling berdekatan secara linier, dengan pintu yang menghadap ke ruang tamu dan
ruang keluarga tanpa sekat. Hal ini memungkinkan saya untuk melihat televisi
dari ruang tamu yang terletak di balik dinding kamar mandi. Di samping kamar
belakang adalah dapur, yang berdekatan dengan kamar mandi dan memiliki pintu
keluar di samping rumah. Jendela kamar belakang menghadap ke samping rumah yang
sudah ditutup dengan tembok.
Suara-suara ini membuat saya terganggu,
terutama karena ketika saya mencoba untuk memeriksanya, tidak ada orang yang
terlihat di sana. Meskipun demikian, suara langkah orang di atas atap yang
sering terdengar saya abaikan. Pada suatu
waktu saya pernah meminta istri dan anak saya untuk mengintip lewat jendela kamar
sementara saya dengan berbekal tongkat satpam meyergap dari pintu dapur. Saya meminta mereka teriak untuk member tahu
posisi maling jika memang ada dan saya tidak bisa melihatnya, karena kondisi
yang kurang penerangan. Dengan sigap
saya menyeruak cepat dengan posisi siaga setelah membuka pintu. Namun tidak ada apa-apa, tidak ada pergerakan
atau apapun. Saya mencoba memperhatikan
sekeliling namun tidak menemukan tanda-tanda apapun atau keberadaan orang. Setelah yakin aman maka saya kembali masuk
dan menemukan istri dan anak-anak sedang duduk di sofa ruang televise. “Heh, gimana tadi? Gak liat sesuatu?” tanyaku
ke mereka dengan sedikit heran. “boro-boro
pah, orang tadi mama langsung kabur, jadi kita ikutan kabur kesini..” kata
anakku yang besar. “yah.. pantesan tadi
sepi-sepi aja..” jawabku. “Takut...
nanti pas buka gorden tahu-tahunya ada wajah di jendela..” jawab istriku
senyum-senyum.. jadi setelah kejadian itu aku mengabaikan jika mendengar
suara-suara aneh di belakang atau di atap.
Hari itu sudah agak siang, sekita jam tujuh
pagi. Anak-anak dan istriku sudah
berangkat ke sekolah dan kantor. Aku mengambil
handuk dan bersiap mandi, namun badanku rasanya agak aneh. Tidak biasanya aku merasa kedinginan, padahal
biasanya aku mandi jam tiga atau empat pagi dan tidak pernah kedinginan. “Mungkin badan lagi drop..” kataku dalam
hati. Aku meneruskan mandiku dan...
AArrhhh... aku mengerang kesakitan. Kedua
telapak tanganku terasa begitu sakit seperti di tusuk=tusuk jarum saat aku
menyiram air ke tubuhku. Aku coba
abaikan dan meneruskan mandi, tapi sakitnya semakin terasa jadi aku memutuskan
untuk menyelsaikan mandiku tanpa sabunan.
Hari berikutnya pun sama. Sabtu dan minggu, setiap aku mandi aku
berteriak menahan rasa sakit setiap kali mandi, sehingga istriku
menanyakannya. Aku juga tidak mengerti
kenapa kedua telapak tanganku terasa sakit setiap kali mandi. Tapi secara fisik aku merasa baik-baik
saja. Dan seninnya badanku demam dan
jatuh sakit. Yang kurasakan seperti
sakit gejala typus yang pernah kualami dulu.
Jadi aku memutuskan untuk tidak ke dokter, tapi menitip ke istriku untuk
membelikan obat untuk gejala typus. Dan sakit
itu berjalan selama dua minggu. Namun di
hari sabtu dan minggu badanku terasa enak dan sehat, nanti seninnya sakit
lagi. Di minggu kedualah aku merasa
benar-benar sehat.
Namun pada seninya aku kembali sakit. Kali ini perutku terasa sakit sekali sehingga
aku tidak bangun dari tempat tidur. Kali
ini aku tidak tahu sakitnya apa karena aku belum pernah merasakan sakit seperti
ini. Aku pernah sakit maag, asam lambung
dank ram usus. Namun sakit kali ini beda
dengan sakit-sakait sebelumnya itu. Tapi
aku tetap mengkonsumsi obat lambung dan menggunakan obat-obatan herbal juga
untuk pengobatan. Dan seperti biasa di
hari sabtu sakitnya hilang, badanku sudah sehat kembali walau berat badanku
mulai berkurang , karena selama aku sakit makanan sulit untuk masuk. Sehingga aku minta di sediakan kurma untuk
menjaga metabolisme agar tetap sehat walau hanya makan tiga butir setiap jam
makan. Di minggu kedua sakit lambung ini
aku coba minum jamu kunyit untuk mengobati lambungku, tapi bukannya berkurang
sakitnya malah semakin menjadi-jadi tidak ada jedanya. Untungnya setelah dua minggu lambungku mulai
enakkan tidak sakit lagi. Dan itu
terjadi di hari sabtunya.
Sabtu, minggu berlalu aku merasa sudah cukup
sehat karena aku juga sudah bisa makan normal.
Perutku tidak lagi sakit dan mual, begitu juga saat aku makan. Aku punya kebiasaan bangun di malam hari
untuk buang air kecil. Itu biasa terjadi
antara jam satu sampai dengan jam tiga pagi.
Begitu juga senin itu. Malam itu
aku terbangun, kebetulan aku tidur sendirian di kamar depan, istriku tidur bersama
dengan anak-anak di kamar belakang. Saat
aku bangun telapak kakiku terasa sakit sekali.
Setiap kali aku bangun berdiri, telapak dan punggung kaki kananku sakit
sehingga aku terjatuh lagi karena tidak bisa menahan rasa sakitnya. Karena sudah kebelet aku berusaha untuk
bangun dengan sedikit mengerang untuk menambah tenaga. Namun sia-sia bukannya berhasil malah suaraku
membangunkan istriku dan menghampiriku. “Kenapa
pa?” Tanya istriku. “ Gak tahu nih, kaki
sakit banget..” kataku sambil memegang kaki kananku dan mengelus posisi yang
sakit. Istriku mengambil minyak gosok
dan kakiku. “arrgghh.. sakit.” Kataku. “Cuma di oles koq, gak di teken..” kata
istriku. “ Iya, tapi sakit banget..” kataku. Akhirnya aku sendiri yang mengoleskannya. Dan dengan rasa sakit yang masih terasa aku
merangkak ke kamar mandi untuk buang air kecil.
Sebenarnya aku agak bingun dengan sakitku kali
ini. Karena rasanya sakit sekali, aku
coba berfikir apa ini karena tidak mungkin asam urat karena pisisinya bukan di
persendian. Dan selama ini juga aku belum pernah bermasalah dengan asam urat,
kolesterol ataupun gula darah. Sebelumnya
aku rutin memeriksa darahku dan hasilnya selalu normal. Kalaupun karena makanan rasanya aneh, karena
sudah beberapa waktu makanku hanya kurma, baru dua hari ini aku bisa makan
normal. Walaupun agak bingung tapi aku
anggap saja aku asam urat jadi aku kembali makan kurma dan minum air putih
seperti sebelumnya. Dan di hari sabtu
sakitnya hilang, aku kembali beraktifitas normal. Dan senin atau selasa sakitnya kembali
datang. Setelah sakit yang pertama
selesai setelah beberapa waktu, aku lupa waktunya tapi setiap hari sabtu dan
minggu sakitnya pasti hilang dan sembuh.
Berikutnya sakitnya berpindah-pindah, setelah
di telapak dan punggung kaki kanan sembuh, berikutnya pindah di bawah
pegelangan jempol kaki sebelah kiri. Sakitnya
sma seperti kecengklak. Rasa sakitnya
sama seperti waktu aku main bola tanpa sepatu dan jempolnya ketarik. Aku mulai curiga dengan sakitku, karena ini
tidak normal menurutku. Selain sakitnya
berpindah-pindah, aku juga tidak kemana-mana dan tidak ngapa-ngapain jadi tidak
mungkin kakiku terkilir. Kali ini aku
biarkan saja sakitnya. Kutahan rasa
sakit sambil melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Dan benar saja setelah sakit di bawah
pergelangan jempol kaki selesai pindah ke sebelahnya, di bawah pergelangan
telunjuk kaki, setelah itu selesai pindah lagi sebelahnya.. begitu terus
setelah sampi ke kelingking, berikutnya semua bagian itu sakit. Kali aku coba mencerna apa yang terjadi. Termasuk coba untuk merukyah diri sendiri
setiap saat.
Aku coba mencari tahu apakah aku pernah
menyakiti seseorang akhir-akhir ini? Masalahnya aku jarang sekali keluar rumah
dan berinteraksi dengan orang-orang setelah resign. Waktuku lebih banyak kuhabiskan di rumah
bersama keluarga. Jadi aku tidak bisa
menemukan apa yang bisa membuat orang ingin melakukan hal-hal seperti ini
kepadaku. Karena tidak mendapatkan
jawaban jadi mengabaikannya tapi sakitnya terus berpindah hingga ke lutut
kiriku. Kali ini rasanya seperti dengkul
kita baru saja menabrak mobil saat kita di bonceng motor. Saya pernah merasakan itu ketika di bonceng
teman sekitar belasan tahun yang lalu. Tapi
kali ini rasanya jauh lebih sakit yang membuat aku tidak bisa menggerakkan
kakiku. Jadi kaki kirikku tidak bisa di
tekuk jika sudah lurus dan begitu juga sebaliknya. Rasanya sakit sekali.
Karena sudah terlalu lama sakit yang ku derita,
istriku berinisiatif untuk memanggil tukang urut yang kebetulan masih
tetangga. Awalnya aku menolak, tapi
karena setelah istriku berangkat kerja ternyata tukang urutnya dating jadi mau
tidak mau aku di urut. Dan jadilah kedua
kakiku di urut. Malamnya setelah di urut
kedua kakiku benar-benar sakit tidak karuan.
Bahkan kali ini aku benar-benar tidak bisa bangun dari tempat tidur, dan
sakitnya benar-benar tanpa jeda. Bukan nyut-nyutan
sakitnya tapi terus menerus dan luar biasa. Selama beberapa hari aku merasakan
sakit ini dan sudah tidak bisa bangun lagi sehingga untuk makan dan minum di
taroh di samping tempat tidurku, dan begitu juga untuk buang air kecil. Aku minta di sediakan botol mineral kosong
ukuran satu liter. Kadang-kadang aku
memaksa ke kamar mandi dengan menggunakan skateboard anakku untuk ke kamar
mandi.
Sakit ini berlangsung beberapa minggu, hingga
rekan-rekan kerja istriku datang untuk menjengukku namun tidak ada perubahan
sakitnya. Sementara adikku beberapakali
datang untuk menemaniku selagi aku sendiri di siang hari. Hingga pada akhirnya keluarga istriku
mengetahui kondisi sakitku dan memaksaku untuk berobat ke dokter. Dengan di gotong aku di bawa ke klinik untuk
di periksa. Namun hasil pemeriksaan
klinik menunjukkan kondisiku baik-baik saja.
Hasil laboratorium pemeriksaan darah menunjukkan kondisiku sehat dan
normal. Karena kondisiku yang parah
tidak bisa jalan, bahkan tidak bisa berdiri kami meminta surat rujukan untuk
pemeriksaan lebih lanjut. Seharian saya
di rumah sakit menunggu hasil lab yang lebih lengkap. Sementara aku menunggu dengan infusan yang
berisi obat pereda nyeri dan cairan. Dan
setelah menunggu seharian, di waktu maghrib hasil lab keluar, dan
hasilnya...... Normal.... Sehat... tidak ada penyakit apapun. Kolesterol, asam urat, gula darah dll entah
apa itu karena terlalu banyak.. semuanya menunjukkan kondisi yang sehat. Begitulah karena tidak ada penyakitnya maka
akupun di pulangkan dengan di berikan obat pereda nyeri selama ada obat pereda nyeri itu aku berusaha
melatih kakiku untuk bisa berdiri dan berjalan.
Dan akhirnya berhasil setelah
obat pereda nyerinya habis aku sudah bisa berjalan lagi, walau masih
sempoyongan dan tidak normal.. dan saat
menonton berita di tv, ada berita tentang Corona yang melanda China.