Minggu, 03 Maret 2024

Kebangkitan Nusantara

 

 

Sore itu udara cerah dan segar, angin semilir membelai wajah membawa ketenangan.  Mbah Semar sedang asyik duduk di Pendopo di temani Petruk.  Kopi dan gorengan menjadi teman yang nikmat untuk menikmati hari.

Petruk                  :  Romo, wis lama ini Nusantara menjadi terbelakang dan kesuliatan bersaing dengan Negara-negara lain.  Padahal dahulu kala Nusantara menjadi besar dengan kerajaan-kerajaan super powernya.  Itu juga yang membuat Tumaritis gabung ke Nusantara.

Semar                   :  Hehe yo opo toh... bangsa ini sudah terlalu lama di didik untuk jadi pecundang oleh para pendatang yang ingin mengambil kekayaan wilayah ini.

Petruk                  :  Tapi Romo, katanya ada ramalan yang bilang kalo Nusantara akan bangkit dan menjadi besar lagi.

Semar                   :  Hehehe.. opo toh.. ramalan itu hanya bisa terlaksana kalau penduduknya mau kembali ke masa keemasan Nusantara.

Petruk                  :  Seperti apa itu Romo?

Semar                   :  Setiap kejayaan suatu bangsa itu selalu di sertai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan di negeri itu.  Rakyatnya berlomba-lomba untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.  Dan setiap jaman itu selalu berbeda kebutuhannya untuk menjadikan suatu bangsa besar.  Missal, dahulu kala siapa yang bisa menaklukkan lautan maka dia akan menjadi Negara yang super power.  Berikutnya ada jaman di mana teknologi mulai di temukan dan Negara-negara yang menguasai teknologi dan mengatasi masalah yang timbul karenanya akan menjadi Negara super.  Seperti yang terjadi pada saat revolusi industry awal terjadi.  Dan sekarang eranya teknologi informasi dan digital maka siapa yang bisa menguasainya dialah yang akan Berjaya.

Petruk                  :  Nah, sekarang negeri ini pengguna interntenya dan teknologi informasinya termasuk yang terbesar di dunia, berarti kita akan menjadi Negara besar?

Semar                   :  Hehe.. yang membuat negeri ini jadi besar bukan hanya karena penggunanya yang besar, tapi juga inovasi dan penciptaan teknologi.  Kalau Cuma menggunakan malah jadi konsumen saja, mereka yang menguasai teknologi yang akan mendapat keuntungan dan menguasai para pengguna.

Petruk                  :  Nah berarti kita juga harus bisa membuat teknologi seperti Facebook, Handphone dan lain-lain?

Semar                   :  Kalau kita mulai lagi dari awal membangun teknologi maka kita akan ketinggalan.  Barang kita tidak akan bisa bersaing, kalau mau bersaing bukan lagi mulai dari awal dalam pengembangan teknologi, tapi justru mengembangkan teknologi yang lebih maju lagi dari yang ada sekarang, sehingga kita bisa menjadi pioneer dalam teknologi maupun industry.  Masyarakat juga harus mulai meningkatkan kualitas dan kapabilitas pengetahuan dan keahliannya agar bisa bersaing dengan robot dan AI yang saat ini lebih murah dan efesien dalam proses industry.

Petruk                  :  Opo bisa room? Masyarakat kita masih manja dan malas.  Keahlian pas-pasan tapi maunya di berikan pekerjaan dan fasilitas sementara dari luar sumberdayamanusianya sudah jauh lebih terlatih dan ahli sehingga sulit untuk bersaing dengan mereka.

Semar                   :  Yo.. bisa ae... tinggal mau atau tidaknya.  Pemimpin-pemimpinnya mau ndak mengembangkan sumberdaya yang ada, dan rakyatnya mau ndak belajar dan menjadi lebih bersaing untuk menjadi sumberdaya manusia yang berkualitas.  Kalau ndak ya.. wassalam.

Petruk hanya manggut-manggut sambil menyeruput kopinya.  Sementara mbah Semar memandang kea rah pegunungan yang asri dan mulai penuh dengan manusia.

Tradisi Politik di negeri Tumaritis

 

Yuk, kita lupain aja dulu tentang teori-teori ilmu politik yang ada dalam berbagai literasi ilmu politik.  Kita membaca realitas politik yang ada di Tumaritis.  Bagaimana cara bekerja dan pengaruhnya terhadap masyarakat, baik secara intelektualitas maupun mentalitas yang pasti bukan kualitas ataupun yang kapasitas terbatas... hehe.

Yuk..bisa yuk.. anak muda membaca dan mengaktualisasikan dirinya ke dunia politik.  Politik santuy dan happy... tanpa Salma..  tapi kalau dia mau saya juga mau sih..:P  dengan lolosnya saudara Komeng ke DPD, eh saudaranya apa Komengnya ya?? :D  ini menunjukkan juga kalo politik santuy dan happy mulai bisa di terima masyarakat.  Mungkin udah bosen dengan omon-omon yang pada akhirnya bukan mencerdaskan malah mengkerdilkan rakyat. 

Pada dasarnya politik di negeri ini adalah bagaimana menguasai persepsi public.  Jika bisa menguasai mayoriatas persepsi public walaupun itu adalah persepsi yang salah ata upun bahkan cenderung menyesatkan taka pa yang penting mereka bisa di arahkan seperti kerbau yang di cucuk hidungnya.  Makanya upaya untuk mencerdaskan rakyat itu Cuma slogan dan buaian agar mereka bisa  manfaatkan dengan kata “atas nama rakyat “ atau “rakyat sudah cerdas”.  Tapi di lain waktu mereka akan mengatakan “rakyat masih bodoh” atau “pengetahuan yang kurang”.  :D

Memanfaatkan minimnya literasi rakyat, kemampuan rasional mayoritas rakyat justru semakin di dorong dengan pendoktrinan dan penggiringan opini yang memanfaatkan emosional rakyat.  Seperti memanfaatkan rakyat marjinal, SARA dll.  Begitu juga dengan budaya dan karakter masyarakat yang masih feudal di manfaatkan dengan baik.  Kisah Petruk jadi raja selalu jadi bahan untuk mendeligitimasi orang-orang yang memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin tapi tidak memiliki trah atau darah bangsawan.  Baik itu bangsawan tradisional maupun bangsawan politik modern.

Itulah mengapa teori konspirasi, cocoklogi menjadi isu-isu yang selalu di angkat dan di kedepankan dalam berbagai diskusi di ruang public, termasuk dalam media massa mainstream seperti televise nasional.  Bahkan dalam beberapa acara diskusi di televise terlihat sekali pembawa acaranya mengarahkan pembicaraan ke persepsi yang di inginkan.  Indepedensi media jadi tidak mendapat kepercayaan dari masyarakat hingga akhirnya dengan perkembangan tekhnologi saat ini banyak pihak-pihak yang membuat tayangan tandingan yang dapat di jadikan referensi alternative yang lebih netral oleh masyarakat.

Contoh peggiringan persepsi yang bisa di lihat adalah ketika seorang tokoh yang bernama Ricky Gareng mengatakan bahwa Joko Wibowo tidak bermoral karena tidak mendukung Capres yang di usung partainya sebagai bentuk tidak bermoral.  Sementara untuk tokoh lain yang dulunya di angkat, di tolong dengan fasilitas dan materi hingga di kenal luas, tapi pada akhrinya malah berbalik melawan bahkan menusuk orang yang menolong dan mengangkatnya malah di sanjung dan di jadikan contoh orang yang memiliki etika yang baik.  Dari sini aja kita bisa melihat bahwa apa yang di katakana Ricky Gareng ini sebagai contoh orang yang tidak memiliki etika dan moralitas rendah.  Tapi apalah-apalah.. karena feodalisme masih begitu kuat maka ketokohannya menjadikan apa yang keluar dari mulutnya di anggap benar sekalipun itu sampah.

Jumat, 01 Maret 2024

Generalisasi dalam berfikir

 

Suatu hari, Petruk, Gareng, Bagong, dan Semar sedang duduk di teras rumah sambil menikmati secangkir kopi.

Petruk : (sambil menyeduh kopi) Eh, tahu nggak, hari ini saya membaca bahwa jika seseorang suka minum kopi, maka dia pasti orang yang cerdas dan berkarakter kuat!

Gareng: Wah, bener nggak tuh, Petruk?

Petruk: Tentu saja! Lihat saja, kita semua suka minum kopi, kan? Itu artinya kita semua orang yang cerdas dan berkarakter kuat!

Semar: (sambil tersenyum) Maaf, nak, tapi itu adalah contoh dari logical fallacy yang disebut sebagai generalisasi.

Bagong: Generalisasi? Apa itu, Bapak?

Semar: Generalisasi adalah kesalahan berpikir di mana seseorang membuat kesimpulan umum tentang sebuah kelompok berdasarkan pada informasi yang tidak memadai atau hanya berdasarkan pada sedikit data.

Gareng: Oh, jadi nggak semua orang yang suka minum kopi otomatis cerdas dan berkarakter kuat?

Semar: Betul, Gareng. Ada banyak faktor lain yang mempengaruhi kepintaran dan karakter seseorang, bukan hanya dari minuman yang mereka konsumsi.

Petruk: (sambil menggelengkan kepala) Waduh, saya salah lagi. Tapi tetap saja, minum kopi itu enak!

Bagong: Iya, Bapak. Lagian, kalau minum kopi bikin pintar, aku mau minum kopi terus biar jadi jenius!

Semar: (tersenyum) Baiklah, tetapi ingat, cerdas dan berkarakter tidak hanya ditentukan oleh minuman yang kita minum. Yang penting adalah bagaimana kita menggunakan pikiran dan sikap kita dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam cerita ini, tokoh-tokoh menggunakan generalisasi (logical fallacy) untuk menyimpulkan bahwa mereka semua cerdas dan berkarakter kuat hanya karena suka minum kopi, padahal hal tersebut tidak bisa dipastikan secara logis.

Rabu, 28 Februari 2024

Cerita Misteri : Gangguan di rumah lama

 

Minggu pagi adalah saat bagi keluarga kecilku untuk berolahraga. Aku, istri, dan anak lelakiku yang baru berusia empat tahun biasanya melakukan lari pagi menyusuri jalan raya berkeliling kampong. Setelah cukup jauh berjalan, kami selalu mampir untuk sarapan bubur ayam. Waktu menunjukkan pukul setengah enam pagi, kami memutuskan untuk pulang ke rumah. Untuk mempersingkat perjalanan, kami memutuskan untuk memotong jalan melewati pinggir sungai, melalui kebun yang masih sepi. Tidak ada siapa-siapa di kebun itu pada saat itu karena memang masih terlalu pagi. Tiba-tiba, anakku bertanya sambil menunjuk ke arah kebun, "Pa, itu siapa? Lagi ngapain?" Aku dan istriku melihat ke arah yang ditunjuk anakku, namun tidak ada siapa-siapa di sana. Istriku bergegas mempercepat langkah kakinya dan meninggalkan kami. "Oh, itu orang lagi beresin kebun," kataku dengan santai agar anakku tidak berfikir macam-macam atas apa yang dia lihat. Kami berdua melanjutkan perjalanan dengan santai menyusul istriku yang sudah jauh meninggalkan kami.

Malam itu aku lembur, sehingga pulang larut malam. Istriku tiba lebih dulu di rumah setelah pulang kerja. Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, dia menjemput anakku yang dititipkan di rumah orang tuanya yang tidak jauh dari rumah kami, sekitar limapuluh meter saja. Mereka hanya berdua di rumah sementara aku belum pulang. Setelah sholat isya, mereka menonton televisi dengan posisi berdampingan, menyandar ke lemari yang menghadap televisi. Tiba-tiba, anakku bereaksi, "Awas dong, jangan ngalangin, minggir," katanya sambil mengibaskan tangannya seolah-olah ada orang yang menghalanginya di depan televisi. Istriku hanya diam, diliputi rasa takut, namun apa boleh buat, mereka harus menungguku pulang karena aku pulang larut malam. Setibanya aku di rumah, mereka berdua sudah tertidur. Keesokan harinya, istriku menceritakan peristiwa tersebut, namun aku hanya tersenyum sambil berkata, "Gakpapa," mencoba untuk menenangkan hatinya.

Malam itu, hari sudah larut, jam menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Aku duduk bersila di lantai, terpaku di depan layar televisi sambil menjalani tugas kantor yang masih menumpuk. Adikku, yang masih terjaga, duduk di sampingku, tertarik oleh tayangan yang sama.

Saat suasana mulai hening, tiba-tiba terdengar suara mesin mainan anakku dari ember besar di dapur, di mana mainan anakku biasanya disimpan. Kami saling melemparkan pandangan penuh tanda tanya. "Tikus mungkin, Jak," ucapku kepada adikku, mencoba menenangkan dia sekaligus mengecek asal suara.

Kami berdua bangkit dari tempat duduk dan menuju dapur untuk menyelidiki. Aku menggenggam mainan bajaj yang sebelumnya tiba-tiba aktif, sementara adikku memperhatikan dengan cermat isi ember besar itu, mencari tanda-tanda keberadaan tikus. Khawatir tikus tidak dapat keluar dari ember yang terlalu tinggi, kami berusaha memastikan tidak ada hewan pengerat di sekitar.

Setelah memastikan situasi aman dan menutup lubang-lubang yang berpotensi sebagai jalur masuk tikus, kami kembali ke ruang keluarga dan duduk untuk melanjutkan aktivitas kami. Namun, tanpa disangka, mainan tadi kembali berbunyi meskipun sudah kuhentikan sebelumnya. Aku bingung, memperhatikan lingkungan sekeliling dan mencoba memahami kejadian yang aneh ini.

Tak ada yang bisa kuperhatikan, kecuali mainan yang sepertinya menghidupkan dirinya sendiri. Aneh, pikirku dalam hati, sambil mencoba menenangkan diri. Setelah mematikan mainan kembali, aku menaruhnya ke tempat semula dan berusaha fokus kembali pada pekerjaanku.

Adikku kemudian pamit untuk menginap di tempat rental PS, meninggalkanku sendirian menyelesaikan tugas-tugas yang masih menunggu. Meskipun ada kejadian aneh, aku memilih untuk tidak terlalu terpengaruh. Tanpa insiden lain yang mencolok, akhirnya aku menyelesaikan pekerjaanku dan beristirahat dengan tenang.

Kamis, 22 Februari 2024

Cerita Misteri : Pengalaman aneh di tahun 2019

 

Pada tahun 2019, saya mengalami serangkaian peristiwa yang membuat saya merasa bingung dan terganggu. Awalnya, hampir setiap malam saya mendengar suara orang yang tampaknya melompat dari atas tembok ke tempat di belakang samping rumah saya, yang biasanya saya gunakan untuk menjemur pakaian. Rumah kami berbentuk kotak dengan dua kamar tidur yang saling berdekatan secara linier, dengan pintu yang menghadap ke ruang tamu dan ruang keluarga tanpa sekat. Hal ini memungkinkan saya untuk melihat televisi dari ruang tamu yang terletak di balik dinding kamar mandi. Di samping kamar belakang adalah dapur, yang berdekatan dengan kamar mandi dan memiliki pintu keluar di samping rumah. Jendela kamar belakang menghadap ke samping rumah yang sudah ditutup dengan tembok.

Suara-suara ini membuat saya terganggu, terutama karena ketika saya mencoba untuk memeriksanya, tidak ada orang yang terlihat di sana. Meskipun demikian, suara langkah orang di atas atap yang sering terdengar saya abaikan.  Pada suatu waktu saya pernah meminta istri dan anak saya untuk mengintip lewat jendela kamar sementara saya dengan berbekal tongkat satpam meyergap dari pintu dapur.  Saya meminta mereka teriak untuk member tahu posisi maling jika memang ada dan saya tidak bisa melihatnya, karena kondisi yang kurang penerangan.  Dengan sigap saya menyeruak cepat dengan posisi siaga setelah membuka pintu.  Namun tidak ada apa-apa, tidak ada pergerakan atau apapun.  Saya mencoba memperhatikan sekeliling namun tidak menemukan tanda-tanda apapun atau keberadaan orang.  Setelah yakin aman maka saya kembali masuk dan menemukan istri dan anak-anak sedang duduk di sofa ruang televise.  “Heh, gimana tadi? Gak liat sesuatu?” tanyaku ke mereka dengan sedikit heran.  “boro-boro pah, orang tadi mama langsung kabur, jadi kita ikutan kabur kesini..” kata anakku yang besar.  “yah.. pantesan tadi sepi-sepi aja..” jawabku.   “Takut... nanti pas buka gorden tahu-tahunya ada wajah di jendela..” jawab istriku senyum-senyum.. jadi setelah kejadian itu aku mengabaikan jika mendengar suara-suara aneh di belakang atau di atap.

Hari itu sudah agak siang, sekita jam tujuh pagi.  Anak-anak dan istriku sudah berangkat ke sekolah dan kantor.  Aku mengambil handuk dan bersiap mandi, namun badanku rasanya agak aneh.  Tidak biasanya aku merasa kedinginan, padahal biasanya aku mandi jam tiga atau empat pagi dan tidak pernah kedinginan.  “Mungkin badan lagi drop..” kataku dalam hati.  Aku meneruskan mandiku dan... AArrhhh... aku mengerang kesakitan.  Kedua telapak tanganku terasa begitu sakit seperti di tusuk=tusuk jarum saat aku menyiram air ke tubuhku.  Aku coba abaikan dan meneruskan mandi, tapi sakitnya semakin terasa jadi aku memutuskan untuk menyelsaikan mandiku tanpa sabunan.

Hari berikutnya pun sama.  Sabtu dan minggu, setiap aku mandi aku berteriak menahan rasa sakit setiap kali mandi, sehingga istriku menanyakannya.  Aku juga tidak mengerti kenapa kedua telapak tanganku terasa sakit setiap kali mandi.  Tapi secara fisik aku merasa baik-baik saja.  Dan seninnya badanku demam dan jatuh sakit.  Yang kurasakan seperti sakit gejala typus yang pernah kualami dulu.  Jadi aku memutuskan untuk tidak ke dokter, tapi menitip ke istriku untuk membelikan obat untuk gejala typus.  Dan sakit itu berjalan selama dua minggu.  Namun di hari sabtu dan minggu badanku terasa enak dan sehat, nanti seninnya sakit lagi.  Di minggu kedualah aku merasa benar-benar sehat.

Namun pada seninya aku kembali sakit.  Kali ini perutku terasa sakit sekali sehingga aku tidak bangun dari tempat tidur.  Kali ini aku tidak tahu sakitnya apa karena aku belum pernah merasakan sakit seperti ini.  Aku pernah sakit maag, asam lambung dank ram usus.  Namun sakit kali ini beda dengan sakit-sakait sebelumnya itu.  Tapi aku tetap mengkonsumsi obat lambung dan menggunakan obat-obatan herbal juga untuk pengobatan.  Dan seperti biasa di hari sabtu sakitnya hilang, badanku sudah sehat kembali walau berat badanku mulai berkurang , karena selama aku sakit makanan sulit untuk masuk.  Sehingga aku minta di sediakan kurma untuk menjaga metabolisme agar tetap sehat walau hanya makan tiga butir setiap jam makan.  Di minggu kedua sakit lambung ini aku coba minum jamu kunyit untuk mengobati lambungku, tapi bukannya berkurang sakitnya malah semakin menjadi-jadi tidak ada jedanya.  Untungnya setelah dua minggu lambungku mulai enakkan tidak sakit lagi.  Dan itu terjadi di hari sabtunya.

Sabtu, minggu berlalu aku merasa sudah cukup sehat karena aku juga sudah bisa makan normal.  Perutku tidak lagi sakit dan mual, begitu juga saat aku makan.    Aku punya kebiasaan bangun di malam hari untuk buang air kecil.  Itu biasa terjadi antara jam satu sampai dengan jam tiga pagi.  Begitu juga senin itu.  Malam itu aku terbangun, kebetulan aku tidur sendirian di kamar depan, istriku tidur bersama dengan anak-anak di kamar belakang.  Saat aku bangun telapak kakiku terasa sakit sekali.  Setiap kali aku bangun berdiri, telapak dan punggung kaki kananku sakit sehingga aku terjatuh lagi karena tidak bisa menahan rasa sakitnya.  Karena sudah kebelet aku berusaha untuk bangun dengan sedikit mengerang untuk menambah tenaga.  Namun sia-sia bukannya berhasil malah suaraku membangunkan istriku dan menghampiriku.  “Kenapa pa?” Tanya istriku.  “ Gak tahu nih, kaki sakit banget..” kataku sambil memegang kaki kananku dan mengelus posisi yang sakit.  Istriku mengambil minyak gosok dan kakiku.  “arrgghh.. sakit.” Kataku.  “Cuma di oles koq, gak di teken..” kata istriku.    Iya, tapi sakit banget..” kataku.  Akhirnya aku sendiri yang mengoleskannya.  Dan dengan rasa sakit yang masih terasa aku merangkak ke kamar mandi untuk buang air kecil.

Sebenarnya aku agak bingun dengan sakitku kali ini.  Karena rasanya sakit sekali, aku coba berfikir apa ini karena tidak mungkin asam urat karena pisisinya bukan di persendian. Dan selama ini juga aku belum pernah bermasalah dengan asam urat, kolesterol ataupun gula darah.  Sebelumnya aku rutin memeriksa darahku dan hasilnya selalu normal.  Kalaupun karena makanan rasanya aneh, karena sudah beberapa waktu makanku hanya kurma, baru dua hari ini aku bisa makan normal.  Walaupun agak bingung tapi aku anggap saja aku asam urat jadi aku kembali makan kurma dan minum air putih seperti sebelumnya.  Dan di hari sabtu sakitnya hilang, aku kembali beraktifitas normal.  Dan senin atau selasa sakitnya kembali datang.  Setelah sakit yang pertama selesai setelah beberapa waktu, aku lupa waktunya tapi setiap hari sabtu dan minggu sakitnya pasti hilang dan sembuh.

Berikutnya sakitnya berpindah-pindah, setelah di telapak dan punggung kaki kanan sembuh, berikutnya pindah di bawah pegelangan jempol kaki sebelah kiri.  Sakitnya sma seperti kecengklak.  Rasa sakitnya sama seperti waktu aku main bola tanpa sepatu dan jempolnya ketarik.  Aku mulai curiga dengan sakitku, karena ini tidak normal menurutku.  Selain sakitnya berpindah-pindah, aku juga tidak kemana-mana dan tidak ngapa-ngapain jadi tidak mungkin kakiku terkilir.  Kali ini aku biarkan saja sakitnya.  Kutahan rasa sakit sambil melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.  Dan benar saja setelah sakit di bawah pergelangan jempol kaki selesai pindah ke sebelahnya, di bawah pergelangan telunjuk kaki, setelah itu selesai pindah lagi sebelahnya.. begitu terus setelah sampi ke kelingking, berikutnya semua bagian itu sakit.  Kali aku coba mencerna apa yang terjadi.  Termasuk coba untuk merukyah diri sendiri setiap saat. 

Aku coba mencari tahu apakah aku pernah menyakiti seseorang akhir-akhir ini? Masalahnya aku jarang sekali keluar rumah dan berinteraksi dengan orang-orang setelah resign.  Waktuku lebih banyak kuhabiskan di rumah bersama keluarga.  Jadi aku tidak bisa menemukan apa yang bisa membuat orang ingin melakukan hal-hal seperti ini kepadaku.  Karena tidak mendapatkan jawaban jadi mengabaikannya tapi sakitnya terus berpindah hingga ke lutut kiriku.  Kali ini rasanya seperti dengkul kita baru saja menabrak mobil saat kita di bonceng motor.  Saya pernah merasakan itu ketika di bonceng teman sekitar belasan tahun yang lalu.  Tapi kali ini rasanya jauh lebih sakit yang membuat aku tidak bisa menggerakkan kakiku.  Jadi kaki kirikku tidak bisa di tekuk jika sudah lurus dan begitu juga sebaliknya.  Rasanya sakit sekali.

Karena sudah terlalu lama sakit yang ku derita, istriku berinisiatif untuk memanggil tukang urut yang kebetulan masih tetangga.  Awalnya aku menolak, tapi karena setelah istriku berangkat kerja ternyata tukang urutnya dating jadi mau tidak mau aku di urut.  Dan jadilah kedua kakiku di urut.  Malamnya setelah di urut kedua kakiku benar-benar sakit tidak karuan.  Bahkan kali ini aku benar-benar tidak bisa bangun dari tempat tidur, dan sakitnya benar-benar tanpa jeda.  Bukan nyut-nyutan sakitnya tapi terus menerus dan luar biasa. Selama beberapa hari aku merasakan sakit ini dan sudah tidak bisa bangun lagi sehingga untuk makan dan minum di taroh di samping tempat tidurku, dan begitu juga untuk buang air kecil.  Aku minta di sediakan botol mineral kosong ukuran satu liter.  Kadang-kadang aku memaksa ke kamar mandi dengan menggunakan skateboard anakku untuk ke kamar mandi.

Sakit ini berlangsung beberapa minggu, hingga rekan-rekan kerja istriku datang untuk menjengukku namun tidak ada perubahan sakitnya.  Sementara adikku beberapakali datang untuk menemaniku selagi aku sendiri di siang hari.  Hingga pada akhirnya keluarga istriku mengetahui kondisi sakitku dan memaksaku untuk berobat ke dokter.  Dengan di gotong aku di bawa ke klinik untuk di periksa.  Namun hasil pemeriksaan klinik menunjukkan kondisiku baik-baik saja.  Hasil laboratorium pemeriksaan darah menunjukkan kondisiku sehat dan normal.  Karena kondisiku yang parah tidak bisa jalan, bahkan tidak bisa berdiri kami meminta surat rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut.  Seharian saya di rumah sakit menunggu hasil lab yang lebih lengkap.  Sementara aku menunggu dengan infusan yang berisi obat pereda nyeri dan cairan.  Dan setelah menunggu seharian, di waktu maghrib hasil lab keluar, dan hasilnya...... Normal.... Sehat... tidak ada penyakit apapun.  Kolesterol, asam urat, gula darah dll entah apa itu karena terlalu banyak.. semuanya menunjukkan kondisi yang sehat.  Begitulah karena tidak ada penyakitnya maka akupun di pulangkan dengan di berikan obat pereda nyeri  selama ada obat pereda nyeri itu aku berusaha melatih kakiku untuk bisa berdiri dan berjalan.  Dan akhirnya berhasil  setelah obat pereda nyerinya habis aku sudah bisa berjalan lagi, walau masih sempoyongan dan tidak normal..  dan saat menonton berita di tv, ada berita tentang Corona yang melanda China.

Senin, 19 Februari 2024

Catatan untuk Pandji Pragiwaksono

 

Hasil pemilu 2024, sebagaimana pemilu-pemilu sebelumnya, terus menjadi sasaran permasalahan oleh pihak yang kalah, dengan isu-isu yang diangkat pun tetap konsisten. Namun, ada aspek menarik yang patut dibahas, yang banyak disoroti oleh elit kita, bahkan disampaikan oleh Pndji Pragiwaksono dalam podcastnya bersama Kemal Pahlevi, yaitu mengenai pengetahuan tentang orde baru dan pengangkatan Kaesang sebagai ketua umum PSI.

Pengetahuan mengenai orde baru tentunya berbeda bagi setiap individu, dan ini tercermin dalam berbagai pandangan yang beragam. Misalnya, masih terdapat jargon seperti "Enak jamaku toh.." yang menunjukkan variasi dalam sikap terhadap orde baru. Bagi sebagian masyarakat yang tidak aktif dalam politik pada masa orde baru, pemahaman mereka tentang situasi politik pada masa tersebut mungkin terbatas. Informasi yang mereka terima bisa berasal dari cerita orang tua atau bahan bacaan yang mereka temui, yang tentunya bisa sangat beragam tergantung sudut pandang penulisnya.

Perlu dicatat bahwa membandingkan kondisi hari ini dengan masa orde baru bisa menghasilkan perbedaan yang mencolok. Namun, kita juga perlu memahami bahwa politik dapat berubah dari waktu ke waktu, sementara aspek-aspek budaya dan sosial masyarakat seringkali tetap konsisten. Misalnya, budaya feudal masih sangat kental dalam masyarakat kita, bahkan di kalangan elit politik. Seringkali hal ini diabaikan oleh kalangan intelektual, sehingga terdapat kesenjangan antara teori politik Barat yang mereka pelajari dengan realitas politik kita yang masih sangat terpengaruh oleh budaya lokal.

Dalam sebuah podcast antara Kemal Pahlevi dan Pandji Pragiwaksono, Pandji mengemukakan pendapatnya bahwa pemilihan Kaesang sebagai ketua umum PSI tidak mencerminkan demokrasi. Pendapat ini menimbulkan pertanyaan, apakah ini sesuai dengan makna sebenarnya dari demokrasi. Secara teoritis, demokrasi mencakup prinsip-prinsip seperti kebebasan berpendapat, kesetaraan hak dan kewajiban, serta hak yang sama bagi setiap individu untuk memilih dan dipilih. Namun, apakah ketidakterpilihannya Kaesang sebagai contoh dari pelanggaran terhadap prinsip-prinsip demokrasi? Seharusnya kita menafsirkan bahwa pemilihan ini bukanlah soal demokrasi, melainkan kualitas dan kompetensi dalam lingkup politik. Pandangan yang diutarakan bertentangan dengan prinsip dasar demokrasi, mengingat tidak menghargainya suara mayoritas anggota PSI yang memilih Kaesang sebagai ketua umum, terlepas dari alasan-alasannya. Di Indonesia, kejadian semacam ini mungkin tidaklah aneh karena kultur feudal yang masih kuat, baik dalam masyarakat umum maupun di dalam partai politik. Oleh karena itu, penting bagi pendidikan untuk menyampaikan informasi secara jujur dan utuh, daripada memanipulasi kata-kata untuk memaksakan kehendaknya.

Minggu, 18 Februari 2024

Memahami Kontroversi: Tinjauan Terhadap Tuduhan Kecurangan dan Pelanggaran Etik dalam Pemilu 2024 2

 

Setelah proses pemilihan berlangsung, data quick count menjadi sorotan utama, dengan pihak yang kalah dalam quick count mulai menyebarkan narasi untuk mendiskreditkan penyelenggaraan pemilu. Narasi tersebut, tidak berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya, mencakup tuduhan kecurangan standar yang terkesan bodoh, seperti surat suara yang sudah tercoblos sebelum digunakan, serta ketidaksesuaian data real count KPU dengan formulir C1 yang diunggah ke sistem.

Pertama, terkait surat suara yang sudah tercoblos sebelum digunakan, jika ada upaya kecurangan semacam ini, dianggap bodoh karena KPU telah mengantisipasinya dengan pemeriksaan oleh KPPS serta disaksikan oleh saksi-saksi dan masyarakat. Kemungkinan lainnya adalah hal ini merupayakan upaya upaya untuk mendiskreditkan KPU sebagai penyelenggara pemilu.

Kedua, ketidaksesuaian antara formulir C1 dalam sistem KPU dengan rekapan dalam sistem tersebut, jika dianggap sebagai bukti kecurangan, terkesan aneh karena KPU memungkinkan akses terbuka ke formulir C1 untuk memungkinkan deteksi kesalahan. Namun, ini juga menjadi kritik terhadap KPU terkait pengembangan sistemnya, yang seharusnya diperbaiki dan disempurnakan. Dengan besarnya anggaran yang di gunakan sudah seharusnya hal-hal seperti ini tidak terjadi.  Harus ada peningkatan dalam penggunaan teknologi jika memang di rasa perlu gunakan tenaga-tenaga professional untuk membuat sistem yang baik dan mumpuni.

Ketiga, pernyataan elit politik bahwa quick count itu bohong menunjukkan ketidakpedulian terhadap rakyat. Hal ini juga mencerminkan upaya memanfaatkan kurangnya literasi dan pengetahuan masyarakat daripada memberikan pendidikan untuk memahami bahwa ilmu pengetahuan dapat digunakan untuk membuat perkiraan berdasarkan sistem sampling.

Sementara, perlu dicatat bahwa kritik yang konstruktif dan upaya untuk memperbaiki sistem pemilihan serta meningkatkan literasi politik masyarakat merupakan langkah penting dalam memperkuat demokrasi dan kepercayaan publik terhadap institusi pemilu.